Ent n Edu

Selasa, 30 Oktober 2012

Media Pembelajaran

MEDIA PEMBELAJARAN

Oleh Rima Maria

À      Pengertian Media Pembelajaran

             Media berasal dari bahasa latin yaitu merupakan bentuk    jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” artinya media itu adalah perantara atau pengantar dari pengirim  pesan dengan penerima pesan.  Contoh : salah dengar, dengan adanya media atau tulisan maka akan menjadi lebih baik atau lebih memahami apa yang sedang dibicarakan.  Dalam Proses belajar mengajar di kelas, media berarti sebagai sarana yang berfungsi menyalurkan pengetahuan dari guru kepada peserta didik.
Kelancaran dalam menerapkan model pembelajaran sedikit banyak ditentukan pula oleh Media Pembelajaran yang digunakan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif juga menjadi ukuran penting dalam proses pembuktian  hipotesa.

      Media Pembelajaran menurut beberapa ahli :

    Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
    Menurut Martin dan Briggs berpendapat bahwa media pembelajaran adalah mencakup semua sumber yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan siswa sarana fisik untuk menyampaikan isi ataupun materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.
    National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak (buku) maupun audio visual serta peralatannya (untuk mengajar).Media hendaknya dapat dimanipulasi, dilihat, di dengar, dan dibaca.
    Menurut Semi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dimanipulasi, di pandang, di dengar ataupun di bicarakan untuk menyampaikan pesan tertentu.
    Menurut Gagne, media merupakan jenis komponen dalam lingkungan siswa yng dapat merangsang siswa untuk belajar.
    Menurut Winkel, media pembelajaran adalah setiap materi atau peristiwa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap.

      Jadi dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan media pembelajaran adalah alat atau perantara yang dilakukan untuk mmelakukan kegiatan belajar mengajar yang dapat diubah sesuai dengan kepentingan pembelajaran sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan dengan mudah.

                  Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :

1.        Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
2.      Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena :
1.      Obyek terlalu besar
2.      Obyek terlalu kecil
3.     Obyek yang bergerak terlalu lambat
4.     Obyek yang bergerak terlalu cepat
5.   Obyek yang terlalu kompleks
6.    Obyek yang bunyinya terlalu halus
7.   Obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi.

Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
3.      Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
4.      Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
5.      Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6.      Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7.       Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak.   
                    Ada beberapa bentuk media pembelajaran :

1.        Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2.      Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3.      Projected still media : slide; over head projektor (OHP), LCD Proyektor dan sejenisnya
4.      Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
5.      Study Tour Media : Pembelajaran langsung ke obyek atau tempat study seperti Museum, Candi, dll. 

Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan, keadaan peserta didik, ketersediaan, dan mutu teknis.

  • Peranan Media dalam proses belajar mengajar menurut Gerlac dan Ely (1971:285)       ditegaskan bahwa ada tiga keistemewaan yang dimiliki media pengajaran yaitu :
1.    Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian,
2. Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan.
3. Media mempunyai kemampuan utuk menampilkan sesuatu objek atau kejadian yang mengandung makna.

  • Begitu juga, Ibrahim (1982:12) mengemukakan fungsi atau peranan media dalam proses  belajar mengajar antara lain :
 1.       Dapat menghindari terjadinya verbalisme,
 2.      Membangkitkan minat atau motivasi,
 3.       Menarik perhatian.
 4.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran.
 5.      Mengaktifkan siswa dalam belajar.
 6.     Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.

Perlu disadari bahwa mutu pendidikan yang tinggi baru dapat dicapai jika proses pembelajaran yang diselenggarakan di kelas efektif dan fungsional bagi pencapaian kompetensi
yang dimaksud. Oleh sebab itu usaha meningkatkan mutu pendidikan kejuruan tidak terlepas dari usaha memperbaiki proses pembelajaran. 
  • Selanjutnya Winkel (1999), menegaskan bahwa tugas dan peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai :
 
o   Organisator.
o   Fasilitator.
o   Dinamisator.
o   Evaluator. 

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran atau pelatihan.




Selasa, 23 Oktober 2012

Pembelajaran Terpadu


semangat belajar untuk hidup yang lebih baik
PEMBELAJARAN TERPADU
Oleh Rima Maria

  •       KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TERPADU

Proses pembelajaran anak di sekolah memilliki variabilitas dan kompleksitas yang tinggi, sehingga pengembangan program pembelajarannya perlu di desain sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan, pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki, serta kemampuan dan minat individual anak. Maka dari itu proses pendidikan dan pembelajaran harus dilakukan secara terpadu, sehingga membantu anak tumbuh dan berkembang sebagai individu yang utuh.

Pendekatan Pembelajaran Terpadu mengembangkan dan menawarkan suatu model pembelajaran baik aspek kognitif, social-emosional, dan fisik anak, sehingga  anak bias tumbuh dan berkembang secara harmonis sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
  
  •       PENGERTIAN DASAR PEMBELAJARAN TERPADU

Proses Pembelajaran pada dasarnya  merupakan interaksi antara guru dan peserta didik dan kualitas nya tergantung pribadi pendidik dalam mengajar dan peserta didik dalam belajar. Hal ini terjadi karena selain murid memiliki insting peniruan, juga karena murid memiliki rasa senang dengan apa yang diperoleh dari hubungan positif dengan gurunya. Semakin seorang murid terlibat dengan kegiatan-kegiatan pembelajaran murid akan lebih memahami dan menguasai bahan pelajaran yang disajikan, begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, kualitas hubungan antara guru dan peserta didik menentukan keberhasilan proses pembelajaran yang efektif.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang membantu mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses belajar mengajar. Fasilitas, sarana, media, dan tenaga kependidikan merupakan fasilitator yang membantu mendorong dan membimbing peserta didik dalam pembelajaran untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar.

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan dari diri seeorang dari hasil pengalaman dan latihan seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, kecakapan serta kemampuan. Proses belajar adalah proses aktif. Pembelajaran adalah reaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu, sehingga individu dapat membuat tanggapan sesuai dengan pengalaman. Proses belajar mengajar adalah suatu proses melihat dan mengalami, mengamati dan memahami, suatu yang dipelajari untuk memperoleh hasil yang ditentukan, melalui pembinaan, pemberian penjelasan, pemberian bantuan, dan dorongan dari pendidik.

  •       Ada lima fungsi guru dalam proses pembelajaran :

  1. Manajer : guru berfungsi untuk melakukan semua kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijaksanaan umum yang telah ditentukan. Dengan demikian, guru bertugas merencanakan, mengorganisir, melaksanakan dan mengontrol kegiatan belajar siswa.
  2. Fasilitator : seorang guru bertugas untuk member kemudahan (kesempatan) kepada siswa untuk belajar, guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar namun guru menunjukkan sumber-sumber belajar lain kepada peserta didik.
  3. Moderator : guru bertugas mengatur, mengarahkan, mendorong, dan mempengaruhi kegiatan pembelajaran.
  4. Motivator : guru harus bias member motivasi kepada siswa, menciptakan lingkungan dan suasana yang mendorong siswa untuk mau belajar dan memiliki keinginan untuk belajar secara berkelanjutan.
  5. Evaluator : guru bertugas mengevaluasi (menilai) proses belajar mengajar dan memberikan umpan balik hasil (prestasi) belajar siswa baik dari aspek   kognitif, afektif dan psikomotor.
Jadi guru harus memiliki pengetahuan yang sangat luas dan kreatifitasnya tinggi untuk mencapai pembelajaran yang efektif. Istilah Pembelajaran Terpadu adalah berasal dari kata “integrated teaching and learning” atau “integrated curriculum approach” dikemukakan oleh John Dewey sebagai usaha untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan dan kemampuan pengetahuannya.

  •       PRINSIP-PRINSIP DASAR PEMBELAJARAN TERPADU
  1. Prinsip “the hidden curriculum” mengandung arti bahwa anak tidak hanya terpaku pada pernyataan, atau pokok bahasan tertentu, sangat mungkin pembelajaran yang dikembangkan memuat pesan yang “tersembunyi” penuh makna bagi anak.
  2. Prinsip “subjectsin the curriculum” mengandung arti bahwa perlu dipertimbangkan mana yang perlu didahulukan dalam pemilihan pokok atau topic belajar, waktu belajar serta penilaian kemajuan.
  3. Prinsip “the learning environment” mengandung arti bahwa lingkungan belajar di kelas memberikan kebebasan bagi anak untuk berfikir dan berkreatifitas.
  4. Prinsip “views of the social world” mengandung arti bahwa masyarakat sekitar membuka dan memberikan wawasan untuk pengembangan pembelajaran di sekolah.
  5. Prinsip “values and attitude” mengandung arti bahwa anak-anak memperoleh sikap dan norma dari lingkungan masyarakat, termasuk rumah, sekolah, dan panutannya, baik verbal maupun non verbal.

  •       Keunggulan Pembelajaran Terpadu

  1. Mendorong guru untuk mengembangkan kreatifitas, sehingga guru dituntut untuk memiliki wawasan, pemahaman, dan kreatifitas tinggi karena adanya tuntutan untuk memahami keterkaitan antara satu pokok bahasan Sembilan substansi dengan pokok bahasan lain dari berbagai mata pelajaran. Guru dituntut memiliki kecermatan kemampuan analitik dan kemampuan kategoritik agar dapat memahami keterkaitan atau sesama material maupun metodologik suatu pokok bahasan.
  2. Memberikan peluang bagi guru untuk mengembangkan situasi pembelajaran yang utuh, menyeluruh, dinamis, dan bermakna sesuai dengan keinginan dan kemampuan guru maupun kebutuhan dan kesiapan siswa. Dalam kaitan ini, pembelajaran terpadu memberikan peluang terjadinya pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tema atau pokok bahasan yang disampaikan. 
  3. Mempermudah dan memotivasi siswa untuk mengenal, menerima, menyerap dan memahami keterkaitan atau hubungan antara konsep, pengetahuan, nilai atau tindakan yang terdapat dalam beberapa pokok bahasan atau bidang studi. Dengan mempergunakan model pembelajaran terpadu secara psikologi siswa digiring berfikir luas dan mendalam untuk menangkap dan memahami hubungan konseptual yang disajikan oleh guru. Selanjutnya siswa akan terbiasa berfikir terarah, teratur utuh dan menyeluruh, sistematik dan analitik. 
  4. Menghemat waktu tenaga dan sarana, serta biaya pembelajaran disamping menyedarhanakan langkah-langkah pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena prosespemaduan atau penyatuan sejumlah unsure tujuan, materi maupun langkah pembelajaran yang dipandang memiliki kesamaan atau keterkaitan.

  •       Kelemahan Pembelajaran Terpadu
  1. Dilihat dari peran guru, model ini menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, kreatifitas tinggi, ketrampilan metedologi yang handal, kepercayaan diri yang tinggi, dan etos akademik yang tinggi serta berani untuk mengemas dan mengembangkan materi. 
  2. Dilihat dari aspek siswa, pembelajaran terpadu memiliki peluang untuk pengembangan kreativitas, yang menuntut kemampuan belajar siswa yang relative baik dalam aspek intelejensi maupun kreativitas. 
  3. Dilihat dari aspek sarana dan prasarana atau sumber belajar, pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak yang berguna, seperti yang dapat menunjang dan memperkaya dan mempermudah mengembangkan wawasan serta pengetahuan yang di perlukan. 
  4. Dilihat dari aspek kurikulim pembelajaran terpadu memerlukan jenis kurikulum yang tebuka untuk pengembangannya. 
  5. Dilihat dari asoek penilaian dan pengukurannya, pembelajaran terpadu membutuhkan sistem penilaian