Model Pembelajaran Klasikal
Oleh :
Rully Andarini
Model pembelajaran klasikal
juga disebut juga kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata. Pengajaran
sejarah, merupakan proses pemberian informasi atau materi kepada siswa serta
hasil dari penggunaan metode tersebut sering tidak berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Makna dan arti dari materi atau informasi tersebut terkadang
ditafsirkan berbeda atau salah oleh siswa. Hal ini karena tingkat pemahaman
setiap siswa yang berbeda-beda atau dilain pihak guru sebagai pusat
pembelajaran kurang pandai dalam menyampaikan informasi atau materi
kepada siswa.
Pembelajaran klasikal mencerminkan
kemampuan utama guru, karena pembelajaran klisikal ini merupakan kegiatan
belajar dan mengajar yang tergolong efisien. Pembelajaran secara klasikal ini
berarti bahwa seorang guru melakukan dua kegiatan skaligus yaitu mengelolah
kelas dan mengelolah pembelajaran. Pengelolan kelas adalah penciptaan kondisi
yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan pembelajaran secara baik dan
meyenangkan yang di lakukan di dalam kelas. Di ikuti sejumlah siswa yang di
bimbing oleh seorang guru.
Dalam hal ini guru di tuntut
kemampuannya mengunkan tehnik-tehnik penguatan dalam pembelajaran agar
ketertiban belajar dapat di wujudkan. Pengajaran klasikal dirasa lebih sesuai
dengan kurikulum yang uniform. Yang dunilai melalui ujian yang uniform pula.
Hasil penelitian J. H. Pesta Lozzi (1746-1827) mengejarkan bermacam-macam mata
pelajaran pertukaran di sekolah sejak pesta lozzi pengajaran individual oleh
seorang tutor. Pengajaran klasikal merupakan keharusan dalam menghadapi sejumlah
murid yang membanjiri sekolah akibat demokrasi, indusrilisasi, pemeretaan, dan
pendidikan atau kewajiban belajar. Dengan sendirinya di cari usaha untuk
memperbaiki Pengajaran klasikal itu.
Salah
satu proses pembelajaran yang masih sering di gunakan adalah dengan model
pembelajaran klasikal yang berpusat pada guru dan cenderung membuat siswa
menjadi pasif . Menurut Suyosubroto (2002:83) menyatakan bahwa dalam
pembelajaran klasikal guru beranggapan bahwa seluruh siswa satu kelas mempunyai
kemampuan (ability), kesiapan dan kematangan (maturity) dan kecepatan belajar
yang sama. Meskipun dengan model klasikal guru dapat dengan mudah menguasai
kelas dan mudah di laksanakan, tetapi suatu proses pembelajaran akan menjadi
efektif dan bermakna apabila ada interaksi antara siswa dan sumber belajar dengan materi , kondisi ruangan , fasilitas ,
penciptaan suasana dan kegiatan belajar yang tidak monoton. Dalam proses
belajar siswa adalah pelaku aktif kegiatan belajar dengan membangun sendiri
pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman
yang di milikinya.
Merosotnya kualitas pendidikan
disebabkan karena sistem yang kurang tepat. Sistem klasikal dinilai belum mampu
mengembangkan kemampuan anak didik karena telah membatasi perkembangan mereka.
Sekalipun ada yang mempunyai kemampuan lebih, apalagi guru sudah menyusun
program satuan pelajaran maupun rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru
semuanya serba seragam.
Masalah lain dalam bidang pendidikan
di Indonesia adalah bahwa pendekatan dalam pembelajaran masih terlalu
didominasi oleh peran guru. Guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai objek
dan bukan sebagai subjek didik. Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengembangkan berfikir holistik, kreatif, objektif serta
kurang memperhatikan ketuntasan belajar secara individual.
Proses pendidikan di sistem
persekolahan Indonesia, umumnya belum menerapkan pembelajaran sampai anak
menguasai materi pembelajaran secara tuntas, akibatnya tidak aneh bila masih
banyak siswa yang tidak menguasai materi pembelajaran secara tuntas.
v Kelemahan dan Kelebihan Model
Pembelajaran Klasikal
·
Kelemahan :
1. Mudah
menjadi verbalisme.
2. Yang visual menjadi rugi, dan yang auditif (mendengarkan)
yang benar-benar menerimanya.
3. Bila selalu digunakan dan terlalu digunakan dapat membuat
bosan.
4. Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada siapa yang
menggunakannya.
5. Cenderung
membuat siswa pasif
·
Kelebihan :
1. Guru
mudah menguasai kelas.
2. Mudah mengorganisasikan tempat duduk / kelas.
3. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
4. Mudah
mempersiapkan dan melaksanakannya.
6. Lebih ekonomis dalam hal waktu.
7. Memberi
kesempatan pada guru untuk menggunakan pengalaman, pengetahuan dan kearifan.
8. Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas
9. Membantu siswa untuk mendengar secara akurat, kritis, dan
penuh perhatian.
10. Jika digunakan dengan tepat maka akan dapat
menstimulasikan dan meningkatkan keinginan belajar siswa dalam bidang
akademik.
11. Dapat
menguatkan bacaan dan belajar siswa dari beberapa sumber lain
Informasi yang bagus. guru kreatif manfaatkan barang bekas jadi media pembelajaran
BalasHapus