Ent n Edu

Minggu, 11 November 2012


Pengertian Media Pembelajaran
Oleh: Reni Rahayu S.

Media berasal dari kata “Medium” yang berasal dari bahasa latin “Medius” yang berarti “tengah” atau “sedang”. Pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan (Latuheru, 1988:9). Menurut McLuhan (dalam Sihkabuden, 1985:2) media merupakan suatu sarana atau channel sebagai perantara antara pemberi pesan kepada penerima pesan. Blacks dan Horalsen (dalam Sihkabuden, 1999:1) juga mempunyai pendapat tentang media. Menurut mereka, media adalah saluran komunikasi atau medium yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan suatu pesan dimana medium itu merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara komunitor ke komunikan image.
Dengan berpedoman pada pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa media adalah suatu alat atau sarana atau perangkat. Dalam hal ini bisa berupa software atau hardware. Perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan. Sedangkan peralatan atau perangkat keras (hardware) sendiri merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung.
Definisi pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya untuk membelajarkan pebelajar. mssembelajarkan berarti usaha untuk membuat seseorang belajar. Dalam upaya pembelajaran terjadi komunikasi antara pebelajar dengan guru, pembelajar atau pengajar. Proses ini merupakan bagian proses komunikasi antar manusia (dalam hal ini adalah antara pebelajar dan pembelajar).
Maka dari kedua definisi tersebut maka dapat diartikan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat pebelajar yang menjurus kearah terjadinya proses belajar. media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran.
 Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media (Gerlach & Ely dalam Ibrahim, et.al., 2001) adalah sebagai berikut:
a.     Kemapuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya.
b.   Kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya.
c.     Kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau Radio.
Hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut (Santyasa, 2007):
a.     Verbalisme, artrinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), siswa cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan guru.
b.    Salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya  menjelaskan secara lisan dengan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan sebagainya.
c.       Perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik mempengaruhi perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan bahan pelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan guru.
d.      Keempat, tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang diamati atau dilihat, dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesadaran hingga timbulnya konsep.
Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan berusaha menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran. Secara rinci, fungsi media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut (Santyasa, 2007):
a.   Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah.
b.      Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan kesibukan di pusat reaktor nuklir, dan sebagainya.
c.   Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan paket siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film siswa memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba, dan sebaginya.
d.      Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung. Misalnya, rekaman suara denyut jantung dan sebagainya.
e.     Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide, film atau video siswa dapat mengamati berbagai macam serangga, burung hantu, kelelawar, dan sebagainya.
f.      Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati. Dengan slide, film, atau video siswa dapat mengamati pelangi, gunung meletus, pertempuran, dan sebagainya.

Jumat, 09 November 2012

Metode Pembelajaran


Oleh : Rully Andarini

Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenakngkan dan tidak membosankan.
Beberapa contoh metode pembelajaran efektif yang mungkin bisa kita gunakan dalam pembelajaran :
1.   Metode Debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru. Selanjutnya gruru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa aktif siswa terlibat prosedur debat.
2.   Metode Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.
Kelebihan metode role playing :
a)      Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
b)   Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
c)   Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
d)    Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.

Kelemahan metode role playing :
a)  Metode bermain peranan memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak
b) Memerlukan daya kreativitas dan kreasi yang tinggidari pihak guru maupun murid
c)  Tidak semua materi pelajaran dapat dilaksanakan dengan metode ini
3.    Metode Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari dua atau tiga orang.

Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam:
a)    Belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya
b) Merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
4.    Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.

Kelebihan metode ini adalah :
a)      Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan
b)      Berfikir dan bertindak kreatif
c)      Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
d)     Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan
e)  Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat

Kelemahan metode ini adalah :
a)   Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Seperti terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati secara akhir
b)    Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode prmbelajaran yang lain
5.    Cooperatif Script
Yaitu metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a)   Guru membagi siswa untuk berpasangan
b)   Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
c) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
d)  Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
e) Bertukar peran, semula menjadi pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya.

Kelebihan :
a)    Melatih pendengaran, dan ketelitian
b)   Setiap siswa mendapat peran
c)    Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan

Kekurangan :
a)    Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
b)   Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut)








PEMANFAATAN KERTAS BEKAS SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN SEDERHANA.
Oleh: Reni Rahayu Susanti

Barang bekas disekitar kita dapat dimanfaatkan menjadi sumber belajar, tetapi hal itu tergantung pada diri kita untuk mengembangkannya menjadi media yang menarik. Sebelum menentukan media sederhana, terlebih dahulu merencanakan program pengembangan yang akan dilakukan berdasarkan garis besar program pengajaran. Kemudian menganalisis kematangan dan kemampuan peserta didik. Kemudian mengamati lingkungan sekitar untuk menemukan barang bekas yang dapat digunakan untuk membuat media sederhana. Misalnya saja, memanfaatkan kertas-kertas bekas yang sudah tidak terpakai lagi. Kertas bekas dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pendidikan. Kertas bekas dapat dijadikan media untuk meningkatkan kesadaran lingkungan yang bersih dan sehat. Siswa diajarkan bahwa sampah dapat menurunkan kualitas dan merusak lingkungan.

  •  Berikut adalah beberapa cara pemanfaatan kertas sebagai media pembelajaran sederhana:

a.       Membuat Amplop
Salah satu cara pengolahan kertas bekas adalah, kertas diolah menjadi bubur kertas kemudian diubah menjadi barang baru. Sampah kertas dapat lansung diolah menjadi barang baru misalnya kertas surat, amplop, map.
Keuntungan bagi siswa membuat barang-barang tersebut adalah, siswa memperoleh banyak keterampilan misalnya, mereka belajar mengenal dan belajar menggunakan alat seperti pisau, gunting, penggaris, penghapus, penjepit, karton tebal, lem. Mereka beajar memotong, mengukur, menggaris, membuat lingkaran, membuat lubang, menyambung, menjiplak, mewarnai, menciptakan model sendiri.

b.      Membuat Wajah Bulan
Guru dapat membuat media sederhana dari Koran bekas, nisalny dengan membuat hiasan berbebtuk wajah bulan. Bahan-bahan yang diperlukan adalah kertas Koran, lem kertas dari sagu, cat air dan Koran bekas tentunya.
Cara menbuatnya adalah sebagai berikut:
1.  Merendam Koran dalam air sampai gembur (gampang hancur) dan menumbuk koranmenjadi bubur kertas.
2.      Mengaduk bubur kertas dengan Lem kertas dari sagu.
3.  Menempelkan adonan bubur pada karton dan membentuk adonan menyerupai bentuk  bulan. Dan mewarnai sesuai selera dan keinginan si pembuat.

c.       Membuat Kincir Angin Sederhana
Dengan membuat kincir angin sederhana, siswa akan dapat mengetahui bagaimana cara kerja kincir angin. Alat dan bahan yang diperlukan adalah kertas karton ukuran 15 cm × 15 cm, gunting, pensil, penggaris, paku paying, dan batang kayu kecil yang panjangnya 25 cm.
Cara Membuatnya adalah sebagai baerikut:
1.    Gambarlah pada kertas karton dua garis menyilang dengan pensil. Pada bagian tengah dari pertemuan kedua garis silang, buatlah lubang kecil.
2.   Potonglah kertas menurut garis bersilang yang telah kamu buat dengan gunting. Potonglah hingga setengahnya atau mendekati sumbu poros.
3.   Tekuklah bagian yang telah digunting ke arah poros dan tusukkan paku payung di bagian porosnya.
4.      Tusukkan paku payung pada sebatang kayu.
Kemudian, tiuplah kincir itu dari arah depan.

Itulah beberapa contoh pemanfaatan kertas sebagai media pembelajaran sederhana. Media pembelajaran sangat beragam, mulai dari yang sederhana sampai modern. Untuk dapat memilih media sederhana maka sebaiknya kita menggunakan pedoman berikut :
1.  Pilih media yang bisa dibuat oleh siswa. Dengan demikian mereka tidak hanya belajar materi pelajaran tapi juga belajar mengenai kemampuan motorik, berkomunikasidengan lingkungannya. Dan belajar mengerti, meahami, memanfaatkan danmelastarikan lingkungan sekitar. Dengan demikian guru berhasil mengembangkan fantasi keativitas dan imajinasi siswa.
2.      Mengembangkan media yang berfungsi untuk kelompok, mengingat siswa masih memerlukan bimbingan dalam bersosialisasi dengan teman sebaya.
3.      Menciptakan media yang dapat meningkatkan konsentrasi siswa.
4. Permainan untuk siswa SD sangat banyak variasinya. Dari yang sederhana sampai yang sukar atau yang mampu meningkatkan daya pikir siswa.


Pembelajaran Terpadu
Oleh : Devy Rusdiana sari

      Beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang                 pakar pembelajaran terpadu diantaranya :
Ø  Menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core / center of interest)

Ø  Menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.

Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.

      Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik (Developmentally Appropriate Practical). Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Langkah awal dalam melaksanakan pembelajaran terpadu adalah pemilihan/ pengembangan topik atau tema. Dalam langkah awal ini guru mengajak anak didiknya untuk bersama-sama memilih dan mengembangkan topik atau tema tersebut. Dengan demikian anak didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.
      Pembelajaran terpadu juga merupakan aplikasi salah satu strategi pembelajaranberdasarkan pendekatan kurikulum terpadu. Kurikulum terpadu adalah kurikulumyang meniadakan batas-batas mata pelajaran yang terpisah-pisah. Adapunpembelajaran terpadu merupakan metode pengorganisasian pembelajaran yangmenggunakan beberapa bidang mata pelajaran. Pembelajaran terpadu telahdikenal sekitar empat puluh tahun yang lalu. Pertama kali pembelajaran terpadumulai diterapkan pada pembelajaran IPA. Hal ini telah dibuktikan dengandiadakannya Konperensi Internasional tentang pembelajaran terpadu pada bidangstudi Sains pada tahun 1968 di Varna (Bulgaria), dan dilanjutkan dengan beberapakonferensi tentang pembelajaran terpadu lainnya pada tahun 1978. Mulai dari situberbagai kurikulum pembelajaran terpadu mulai dikembangkan di seluruhdunia.43Berbicara tentang pengertian pembelajaran terpadu banyak sekali versiyang dirumuskan oleh para ahli, namun pada hakikatnya mempunyai maksudyang sama. Menurut Ujang Sukandi ddk dalam bukunya yang berjudul “Belajar Aktif dan Terpadu”, pengajaran terpadu merupakan kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikiankegiatan belajar-mengajar dapat dilakukan dengan beberapa cara. Menurut pendapat Joni, T. R yang dikutip oleh Trianto dalam bukunya yang berjudul“Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek”. Pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secaraindividual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsepserta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Begitu jugamenurut Hadisubroto, bahwa pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yangdimulai dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan denganpokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, dan kegiatanpembelajaran dapat dilaksanakan secara spontan maupun direncanakan terlebihdahulu, baik dalam satu bidang studi atau lebih.
Adapun menurut hemat penulis,pembelajaran terpadu adalah kegiatan proses pembelajaran yang dilakukandengan memadukan atau mangaitkan materi pembelajaran beberapa bidang studidengan tema pemersatu dengan cara mengeksplorasi topik yang bertujuanmemberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik.Pembelajaran terpadu dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan anaksesuai dengan perkembangannya yang holistik dengan melibatkan secara aktifdalam proses pembelajaran baik fisik maupun emosional. Pembelajaran terpadudianggap perlu untuk dilakukan karena dunia anak adalah dunia nyata. Kehidupansehari-hari meraka selalu dihadapkan dengan suatu persoalan yang terbangun darisatu kesatuan konsep yang kompleks, artinya menyangkut berbagai aspekkehidupan yang saling terkait. Selain itu pembelajaran terpadu akan menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna, karena pembelajaran dilakukan denganmemanfaatkan pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik sebelumnya. Jadipada dasarnya pelaksanaan pembelajaran terpadu bertujuan agar kurikulummenjadi lebih bermakna bagi peserta didik, dan dimaksudkan agar bahan ajartidak diajarkan secara terpisah-pisah, tetapi merupakan satu kesatuan bahan yangutuh dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa.
      Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan terpadu ini diharapkan akan dapat memperbaiki kualitas pendidikan dasar, terutama untuk mencegah gejala penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran di sekolah. Dampak negatif dari penjejalan kurikulum akan berakibat buruk terhadap perkembangan anak. Hal tersebut terlihat dengan dituntutnya anak untuk mengerjakan berbagai tugas yang melebihi kapasitas dan kebutuhan mereka. Mereka kurang mendapat kesempatan untuk belajar, untuk membaca dan sebagainya. Disamping itu mereka akan kehilangan pengalaman pembelajaran alamiah langsung, pengalaman sensorik dari dunia mereka yang akan membentuk dasar kemampuan pembelajaran abstrak (PrabowModel Pembelajaran Tematik (Pembelajaran Terpadu) – Latar Belakang Mengapa Disarankan untuk Digunakan di SD dan MI
Model Pembelajaran Tematik (Pembelajaran Terpadu) – Latar Belakang Mengapa Disarankan untuk Digunakan di SD dan MI
.